Sepi Sendiri

Ku ikuti kemana kakiku melangkah dalam kejenuhanku, menaiki anak tangga hingga ke lantai 3, menuju kelas disudut ruangan lantai ini yang memiliki balkon hingga aku bisa keluar dan merasakan udara segar dari sana. Ku lihat sekelilingku kini telah sepi dan sunyi meskipun cuaca diluar gedung ini cukup cerah. Ku buka pintu kelas dan menuju jendela kaca yang besar dengan tirai putihnya, ku singkap tirai itu dan ku buka pintu menuju balkon, ku rasakan mentari menyapaku dalam kehangatan sore itu. Dahan rindang telah semakin rimbun dan dapat ku capai dari balkon ini, padahal jaraknya 3 tahun yang lalu sekitar 4 meter dari tempatku berdiri kini.  Ku rogoh saku kemejaku, ku keluarkan ponsel dan ku ambil beberapa gambar menarik di hadapanku, sepasang kupu-kupu yang sedang terbang perlahan menikmati indahnya senja, bunga pohon rindang yang telah bermekaran yang menarik warnanya meskipun tak beraroma layaknya pohon bunga yang kita rawat di rumah ataupun pekarangan kebun.

Ku tatap langit yang kian memudar birunya berganti arakan awan putih dengan taburan mentari yang berangsur turun dan memerah jingga menyambut senja. Terlihat makin indah pemandangan yang jarang sekali ku nikmati ini. Ku potret kebesaran Sang Pencipta yang begitu sempurna dengan penciptaanNya. Ku lupakan rasa jenuh dan penat yang menghinggapi diri ini. Tak terasa waktu bergulir dengan cepatnya sejak waktu kerjaku selesai sejam yang lalu. Lampu-lampu jalan dan hiasan lampu di pepohonan dari halaman gedung seberang membuyarkan lamunanku seiring dengan adzan maghrib yang berkumandang.

Ku tinggalkan ruangan itu dan menuju musholla untuk menjalankan perintahNya, menunaikan kewajiban dan memenuhi kebutuhanku atas diriNya. Ku curahkan seluruh isi hatiku dan ku panjatkan permohonan doa kepadaNya. Mencoba untuk menjadi hambanya yang taat dan kuat dalam menghadapi segala ujian dan cobaan dariNya.

Ku coba tuk mengukir seulas senyuman diwajahku sebelum ku beranjak pulang. Ku tatap kaca lekat-lekat dan ku tatap mataku dalam-dalam, menyakinkan diriku bahwa aku dapat melalui segala ujian dan cobaan dariNya. Ku hirup napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. "Baiklah semua akan baik-baik saja dan akan lebih baik setelah hari ini..!!!! SEMANGAT!!! " ku coba tuk menyemangati diriku sendiri.

Sedikit lebih ringan sewaktu menuruni anak tangga dan berjalan menuju parkiran gedung, meskipun otakku tak juga berhenti berpikir atas segala permasalahanku. Ku lajukan motorku perlahan, hari semakin gelap namun penerangan jalan tak sebanding dengan megahnya gedung-gedung yang betebaran di sepanjang jalan ini.

......................................................................

bersambung........




Artikel Terkait :
diaryku

2 komentar:

  1. Bahasanya luar biasa.. Jadi berasa ada dalam cerita Sang Penulis. Keren mba.. "Semoga bisa menemani hari-harimu".hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. ^__________^....


      makasih atas kunjungannya..

      *jadi malu kita

      Hapus

Siapa aja boleh komentar disini,

Terima kasih telah menggunakan bahasa yang santun .. ^_______^